Media dalam pemberitaannya kerap mencitrakan simbol agama, seperti
pengajian, jenggot, cadar, jilbab, dengan aksi terorisme. Masyarakat
meminta media adil dan berimbang

Kepada
hidayatullah.com di lokasi, ia mengaku pernah melihat
pengajian yang kerap digelar di rumah Fauzi. Tapi menurut Hermawan, itu
pengajian biasa, dan hal itu tidak bisa langsung dikatakan sebagai
gerakan penyelundupan gerakan terorisme, meski dia juga tidak menampik
jika kemungkinan itu tetap ada.
"Saya melihat pengajian biasa.
Pada waktu sholat mereka juga ikut berjamaah di masjid kompleks. Mereka
menegur dan menyapa, tidak ada yang mencurigakan," kata Hermawan.
Hermawan
mengimbau warganya untuk tidak ikut tersulut pola pikirnya dengan
stigmatisasi pada pemberitaan di media yang kerap mengaitkan simbol
agama Islam,
seperti pengajian, jilbab, sorban, cadar, jenggot, dan
semacamnya, dengan gerakan terorisme.

"Seperti jilbab, kan
keharusan untuk perempuan. Jenggot, sunah untuk laki-laki. Saya sendiri
kalau ada tumbuh jenggot, saya pelihara. Jadi harus tetap berimbang
menilai. Islam tidak mengajarkan kekerasan," tukas Hermawan.
Selain
itu, Hermawan juga meminta kepada warga agar tidak asal-asalan memilih
tempat belajar agama dan mengaji. Ia meminta agar masyarakat tidak mudah
percaya kepada orang yang tidak dikenal dan tidak diketahui latar
belakangnya.
"Ngajilah kepada guru yang sudah dikenal baik," ujarnya. [ain/www.hidayatullah.com]
Baca juga yang ini :
- Sertifikasi Halal LPPOM-MUI Standar Internasional

Testimoni Jelly Gamat
15 Januari 2013 - 08:05:08 WIB
informasi yang sangat menarik gan, terima kasih yah,,
15 Januari 2013 - 08:05:08 WIB
informasi yang sangat menarik gan, terima kasih yah,,
Beri Komentar