SOLO (Arrahmah.com) - Meski tidak mengenal betul
sosok Dulmatin, Pimpinan Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Ustadz Abu
Bakar Ba’asyir menyakini bahwa Dulmatin bukanlah seorang teroris yang
selama ini diburu polisi.
Menurutnya, Dulmatin adalah seorang mujahid, karena membela orang
Islam yang tertindas di luar negeri. Kendati dinilai teroris, Ba'asyir
mempersilahkan masyarakat tidak setuju dengan jihad cara Dulmatin.
"Silahkan
masyarakat menilai, yang saya tahu mereka pejuang Islam, bukan teroris
yang teroris adalah Amerika. Itu yang dibalik, maling teriak maling,
tapi Indonesia taklid," kata Ba’asyir, Jumat (12/3).
Selain itu,
menurut Ba'asyir berbeda jasad orang yang disebut teroris dengan jasad
orang yang bukan teroris. Hal itu, dibuktikan dari jenazah Dulmatin dari
kawan-kawan yang melihat langsung jenazahnya sebelum dimakamkan.
"Saya
dengar dari kawan-kawan di sana yang melihat jenazah Dulmatin. Baunya
wangi dan darah masih mengalir. Kenapa demikian, itu membuktikan kalau
teroris lima menit setelah mati pasti busuk," kata Ba'asyir.
Meski
simpati dengan aksinya melawan Amerika, tapi dia mengaku jihad yang
dilakukan Dulmatin keliru.
Seperti diketahui, Dulmatin dipastikan
tewas setelah di tembak oleh tim Densus 88 di Pamulang, Tangerang
Banten pada Selasa (9/3), bersama dua orang lainnya yang diduga teroris.
Saat ini, jenazah Dulmatin telah dipulangkan ke Pemalang, Jawa Tengah
subuh tadi. Menurut rencana, jasad Dulmatin alias Joko Pitono akan
dimakamkan pukul 08.00 WIB.
Dikutip dari tvOne, Jumat
(12/3), jasad Dulmatin saat ini disemayamkan di kediaman keluarga di
Jalan Garuda Pasar Patarukan, Jawa Tengah.
Informasi yang
diperoleh, pukul 8.00 WIB Dulmatin akan dimakamkan di Tempat Pemakaman
Umum (TPU) Lenong, Kelurahan Lenong. Pemakaman ini berjarak sekitar 5
kilometer dari kediaman keluarga.
Proses pemakaman ini diawali
dengan upacara pelepasan oleh seluruh keluarga besar Dulmatin. Iringan
takbir pun lantang disuarakan sekelompok orang bersama keluarga.
(viva/arrahmah.com)
Baca juga yang ini :
- Warga Diminta Tak Tersulut Pencitraan Media
- Sertifikasi Halal LPPOM-MUI Standar Internasional

23 Januari 2013 - 08:12:53 WIB
jadi merinding setelah baca ini..
Tapi kalau kita bertanya soal bagaimana dia kelak, hanya Allah Yang Tahu..
16 Agustus 2012 - 11:02:40 WIB
Ma**kan alakadrnya buat admin, berita-berita seperti ini http://www.stishid ayatullah.ac.id/b erita-128-masjid- al-munawwaroh-dit eror-ustadz-abu-j ibril-difitnah.ht ml yang tak ada kaitannya dengan akademisi, program, kegiatan kepesantrenan Hidayatullah Balikpapan, seharusnya tidak usah ditayangkan. Ini menurut saya berita yang spekulatif, dan beberapa saya temukan berita sejenis yang terlalu memuja kiprah pelaku "bom syahid" di Indonesia yang notabene masih masih dipandang spekulatif oleh kalangan ulama kita.
Apalagi dalam dugaan keras saya, berita seperti ini terma**k sangat rentan memunculkan fitnah atau barangkali salah sangka terhadap pergerakan Hidayatullah yang memang tak pernah setuju dengan aksi-aksi bom yang banyak merugikan umat Islam sendiri.
Saya sendiri terma**k orang yang sama sekali tak pernah setuju dengan aksi kekerasan yang dilakukan kelompok yang oleh sebagian ulama Islam mengelompokkannya sebahai kelompok khawarij. Mereka mengkafirkan presiden dan menganggapnya thagut yang tidak sah dan harus diperangi sementara di waktu yang sama mereka makan dan mencari nafkah di negeri itu.
Kasihan mereka, mereka kurang ilmu, tapi sayannya mereka tidak mau belajar. Di saat Hidayatullah sebagai ormas dakwah berbasis kader selalu menjadi objek kaji kalangan Islamphobia, maka sudah sepatutnya kita berupaya bermain cantik dalam ranah transformasi nilai ini. JIka tidak, kita bisa terberangus.
Terus terang saja, dan ini bukan berarti tak setuju sama sekali. Terlepas dari sejumlah laporan ekslusif dari luar negeri dan penting yang getol dilaporkannya, saya melihat beberapa berita yang dimuat situs Arrahmah.com terlampau klise, terkesan hanya memprovokasi, dan nihil upaya verifikasi. Arrahmah.com kita akui bagus, tapi belum bisa hadir sebagai cerminan Islam yang tegas tapi tetap bersahabat, keras tapi cerdas, provokatif tapi tetap responsif dan verifikatif.
sehingga ma**kan saya, tetaplah selektif dalam mengutip atau menyadur baik sebagian atau sepenuhnya sebuah berita atau artikel dari internet. Apalagi kalau itu bersumber dari situs-situs yang tak responsif. Pilihlah sumber-sumber yang memang dapat dipercaya dan mengakomodir kepentingan umat Islam mayoritas. Tengkyu.