Wakil Rois Syuriah PWNU Jawa Timur Kiai Agoes Ali Masyuri menambahkan, susunan nama pengurus PBNU berbeda dengan yang telah disusun tim formatur

Sebagaimana dikutip lama Tempointeraktif,
sekretaris PWNU Jawa Timur Masyhudi Muchtar, ketika ditemui dikantornya
menjelaskan, penolakan tersebut merupakan hasil rapat gabungan pengurus
Syuriah dan Tanfidziyah.
”Hasil keputusan rapat tersebut disepakati untuk dikirimkan
ke PBNU sore ini juga,” katanya.
Beberapa point yang menjadi alasan penolakan dicantumkan
dalam surat tersebut. Antara lain tentang nama-nama pengurus baru PBNU
yang diumumkan pada 19 April 2010 di kantor PBNU. Nama-nama tersebut
tidak sesuai dengan nama-nama yang telah disusun oleh Rois Aam, Ketua
Umum dan dibantu tim formatur yang terdiri dari lima perwakilan PWNU).
Tim formatur bersama Rois Aam
serta Ketua Umum terpilih telah menyusun nama-nama pengurus pada 12
April 2010 lalu di Kajen, Pati, Jawa Tengah.
“Ini kan aneh, amanat Muktamar mengatakan yang berhak
menyusun pengurus adalah Rois Aam, Ketua Umum dan melibatkan tim
formatur. Tapi yang diumumkan koq beda,” kata Masyudi.
Karenanya PWNU Jawa Timur mendesak
PBNU mengembalikan nama-nama pengurus PBNU sesuai dengan hasil
musyawarah yang telah dilakukan pada 12 April.
Wakil Rois Syuriah PWNU Jawa Timur
Kiai Agoes Ali Masyuri menambahkan, susunan nama pengurus PBNU yang
berbeda dengan yang telah disusun tim formatur, menandakan Rois Aam
maupun Ketua Umum PBNU saat ini belum bisa dijadikan contoh yang baik.
“Rois Aam maupun Ketua Umum harus jadi contoh yang baik dan benar,” kata
Agoes Ali.
Menurut
Kiai Ali Masyhuri, secara substansial, kepengurusan PBNU yang diumumkan
di Jakarta mengalami cacat karena tiba-tiba muncul beberapa sosok baru
dalam kepengurusan. Padahal, saat penyusunan pengurus di Pati tak ada
dalam struktur.
"Rais
Aam dan Ketua PBNU seharusnya memberikan contoh yang baik pada seluruh
jajaran NU dan tak justru mewariskan sesuatu yang tak sesuai dengan
anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART). Jika tuntutan PWNU Jatim
tak diindahkan, maka kami akan tentukan langkah-langkah yang sesuai
dengan AD/ART," katanya kepada situs Kompas.
Untuk diketahui, berdasarkan hasil musyawarah di Kajen,
Pati, Wakil Ketua Umum dan Wakil Rois Aam terdiri dari masing-masing dua
orang. Tapi setelah diumumkan ternyata Wakil Ketua Umum dan Wakil Rois
Aam ternyata hanya satu orang.
Wakil Rois Aam misalnya, sesuai versi Kajen, Pati, terdapat
nama Hasyim Muzadi dan Musthofa Bisri. Tapi setelah diumumkan hanya
nama Musthofa Bisri yang disebut, sedangkan nama Hasyim Muzadi hilang.
Baca juga yang ini :
- Ahmad Bagja Nilai Susunan Pengurus PBNU Tak Sesuai AD/ART
- Kongres Mahasiswa Hidayatullah ke-I Digelar
- Muhammadiyah Dukung Hukuman Mati bagi Koruptor

Beri Komentar