Idul adha tahun ini terjadi perbedaan oleh umat Islam di Indonesia. Perbedaan ini bukan yang pertama dan kita berharap yang terakhir kali. Namun yang menarik, sebagian masyarakat sudah dewasa dalam menyikapi perbedaan tersebut, tidak perlu ngotot-ngototan atau ribut. Semua dikembalikan kepada pilihan keyakinannya masing-masing.
Secara umum, jamaah Hidayatullah Gunung tembak menjadi standart bagi seluruh jamaah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air terkait dengan perbedaan penentuan hari raya Idhul adha 2010 ini. Muhammadiyah dan HTI secara tegas menentukan shalat Idul adha di hari Selasa 16 November dengan mengacu pada wukuf arafah oleh jamaah haji sudah dilakukan sejak Senin 15 November. Sementara pemerintah dan Nahdatul Ulama sepakat shalat Idul adha dilaksanakan di hari Rabu 17 November, ini berdasarkan hasil rukyah yang dilakukan pada 1 Dzulhijah.
Majlis mudzakarah pada majlis syuro Hidayatullah memutuskan untuk mengikuti ketetapan pemerintah yaitu Rabu 17 November 2010. Ini bukan sekedar latah ikut-ikutan tapi ada beberapa pertimbangan keilmuan dan syari'atnya. Plus keyakinan bahwa pemerintah dalam hal ini diwakili oleh MUI bukanlah orang-orang yang bodoh atau awwam terhadap masalah rukhyah dan hisab, maksudnya tentu mereka ada kapasitas keilmuan yang memadai sehingga siap mempertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Polemik perbedaan ini harus disikapi dengan bijaksana, ini adalah ibadah sunnah dan yang terpenting adalah menjaga ukhwah islamiah. Meski demikian, polemik ini harus memotivasi kita semua untuk lebih giat belajar memperdalam ilmu-ilmu keislaman sehingga bisa menjadi solusi terhadap problematika ummat ke depan.
Baca juga yang ini :
- Yang Berbeda dI Idul Adha Gunung Tembak 2010
- Buletin Baru STIS Hidayatullah
- Kebijakan HP
- Penasehat Akademik
- Rekrutmen Dosen baru STIS Hidayatullah

Beri Komentar