PAHAMI ORANG LAIN JANGAN MINTA DIPAHAMI ORANG LAIN
Sebuah pesan pendek yang diberikan ustadz Abdullah Said kepada ustadz Hasyim HS saat beliau mau ditugaskan ke Berau, "Pahami orang lain dan jangan minta dipahami orang lain". Beliau sampai minta tiga kali, barangkali ada pesan lain tapi jawaban ustadz Abdullah Said saat itu, "itu aja" Katanya. Tentu ada perasaan tidak puas dengan pesan pendek tersebut, karena harapannya ingin mendapatkan banyak nasehat.
Namun dalam perjalanan, beliau bisa memahami secara mendalam dan luas terhadap pesan pendek tersebut. Pertama evaluasi diri atau muhasabah, mungkin selama ini beliau terlalu egois dan tidak peduli dengan orang lain, tugas inilah saatnya untuk memperbaiki karakter tersebut. Secara tidak langsung nasehat tersebut membawa dampak dari kesadaran diri untuk berubah.
Kedua, mungkin ini juga senjata untuk meretas problematika masalah atau membuat kemajuan di daerah karena orang-orang di sana dan masyarakat selama ini kurang dipahami. Sebab seringkali kita memaksa orang lain untuk bisa paham dengan penjelasan atau nasib kita, sementara kita menutup telinga atau sulit mamahami nasib orang lain. Ketiga, nasehat tersebut melahirkan sebuah program untuk banyak silaturahim, diskusi, tukar pikiran lebih intens dari pada pemberian taushiah atau ceramah yang sifatnya menggurui.
Inilah salah satu contoh karakter santri-santri awal Hidayatullah yang samina wa atho'na dan senantiasa husnudzon terhadap kebijakan seorang pemimpin. Sehingga hikmah-hikmah besar berserakan di mana-mana. Banyak keajaiban bisa ditemukan pada setiap peristiwa dan kejadian yang di luar nalar atau prediksi sebelumnya.
Meskipun pesan itu pada awalnya khusus untuk satu orang ustadz Hasyim HS, tapi bisa diambil spirit pesan tersebut untuk generasi muda Hidayatullah. Sebab karakter dasar generasi muda adalah meledak-ledak, mengandalkan semangat, cenderung egois dan tak mau tau urusan orang lain.
Pelajaran untuk minta bekal nasehat dari seorang pemimpin atau orang tua. Ini bukan basa-basi atau formalitas belaka tapi memang ada kerendahan hati untuk mendapatkan sebuah nasehat dari orang yang dijadikan pemimpin atau dituakan. Sebab seorang pemimpin pasti memiliki pandangan lebih jauh dan tajam. Demikian juga orang tua memiliki bekal pengalaman yang lebih matang. Ini juga bukti ketawadhuan dan terkikisnya sebuah kesombongan.
Pelajaran selanjutnya adalah kejelian dari seorang pemimpin dalam memberi nasehat. Karena nasehatnya berbeda-beda dan disesuaikan dengan masing-masing karakter santri yang hendak bertugas. Ini sangat penting karena perbedaan karakter tentu bedampak pada kurang lebihnya sebuah kemampuan sehingga nasehatnya harus lebih spesialis untuk peningkatan kualitasnya. Wallahu a'lam bish shawwab
Baca juga yang ini :
- KEMATIAN SANTRI SENIOR LAGI
- KEBEBASAN
- PENCERAHAN PEMIMPIN
- PEMIMPIN HARUS CEREWET
- KESIMBANGAN IBADAH DAN MUAMALAH
