JALAN KE SURGA ITU MENDAKI
Semua manusia jika ditanya, "Apakah mau masuk surga?" Serentak mereka pasti akan menjawab "Iya." Namun untuk mengikuti jalan-jalan menuju surga belum tentu mereka mau, tahu atau mampu menitinya.
Informasi tentang surga tentu yang paling valid adalah informasi dari Dzat yang menciptakan dan menjanjikan surga yaitu Allah. Informasi terkait dengan apa itu surga, lewat mana jalannya dan bagaimana jalan menuju ke sana, Allah sudah beritahukan melalui wahyu-Nya yaitu al-Qur'an. Selama ini kebanyakan manusia hanya percaya dengan indah dan nikmatnya surga tapi tidak percaya dengan jalan-jalan untuk menuju ke surga tersebut.
Sudah menjadi sunnatullah bahwa mahalnya sebuah barang dilihat dari nilainya. Dan nilai suatu barang dilihat dari langka dan tingkat kesulitan untuk mendapatkannya. Surga adalah kenikmatan luar biasa yang tidak ada bandingannya, tentu bukan orang-orang biasa saja yang bisa ke sana, memerlukan usaha yang laur biasa untuk mendapatkannya. Tidak ada jalan untuk orang yang santai-santai dan tidak tahan tantangan.
Berikut ini, penulis kutip dua ayat dari bayak ayat tentang jalan menuju surga yaitu:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya : "Bilakah datangnya pertolongan Allah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (QS Al Baqarah 2 : 214)
Allah Subhanahu wa ta'ala mengabarkan kepada kita bahwasanya Dia sudah pasti akan menguji manusia yang ingin mendapatkan surga dengan malapetaka, kesengsaraan dan kesulitan. Sebagaimana yang Allah juga lakukan terhadap orang-orang yang sebelumnya yaitu para nabi, rasul dan ulama, karena itu adalah sunnah-Nya yang berjalan yang tidak berganti dan tidak berubah.
Itulah jalan menuju surga yaitu mendaki. Ibarat mendaki gunung tinggi yang tidak biasa dan bisa dengan mudah orang bisa melewatinya. Banyak orang enggan untuk melewati jalan-jalan pendakian kecuali orang-orang yang memiliki jiwa petualang. Ada yang mencoba naik mendaki tapi kurangnya persiapan, skill dan tekat maka biasanya mundur teratur. Mendaki gunung-gunung di dunia saja yang hanya menawarkan sensasi sekejab dan secara fisik saja berat, apalagi pendakian menuju surga dengan janji bukan sekedar sensasi basa-basi.
Pendakian menuju surga berupa kesulitan untuk melaksanakan perintah-perintah Allah. Perintah Allah bukan hanya shalat, puasa, zakat dan haji tapi mengimplemantasikan keimanan dalam ranah kehidupan sehari-hari. Cara-cara hidup kita harus sesuai dengan keyakinan yang kita miliki yaitu menjauhkan dari riba, dusta dan hal-hal yang merugikan ornag lain secara sepihak. Itu tidak mudah, karena selama ini orang memahami agama hanya sebatas kebutuhan pribadi dan di masjid, agama tidak masuk di ruang-ruang kerja, jalan, rumah dan tempat-tempat umum lainnya.
Pengorbanan untuk berjuang di jalan Allah. Infak, shadaqah, zakat dan wakaf adalah pengorbanan materi untuk memberi dan memberi tanpa mengharap imbalan materi di dunia. Artinya murni untuk meraih ridho Allah tanpa tendensi lainnya. Bukan hanya pengorbanan materi tapi totalitas jiwanya untuk Allah, sehingga nyawa yang hanya satu juga harus siap dikurbankan untuk Allah, karena dikurbankan atau tidak juga akan kembali kepada Allah. Tapi keikhlasan dan keterpaksaan tentu berbeda hitungannya di hadapan Allah.
Kesabaran terhadap ujian-ujian Allah berupa kesulitan, kemiskinan, penderitaan dan cobaan-cobaan yang lain. Banyak orang tidak terlalu yakin dengan pertolongan Allah sehingga tidak memiliki kesabaran lebih untuk menunggu janji-Nya sehingga balik badan atau frustasi. Demikian juga ada yang diuji dengan kelapangan dan kemudahan, tapi lalai dan lupa terhadap jalan yang menuju Allah.
Ayat ini sejalan dengan firman Allah Subhanahu wa ta'ala, "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu dan belum nyata orang-orang yang sabar." (Ali Imran: 142)
Allah bertanya kepada kita fantasi apa yang membuat kita mengira bahwa kita akan masuk surga tanpa Allah mengetahui terlebih dulu siapa di antara kita yang berusaha, berkorban, dan tetap bersabar. Kesabaran, atau ketidak-sabaran, terlihat pada saat kita menjalankan tugas atau amanah yang dibebankan kepada kita.
Tugas kita adalah berinteraksi dengan manusia dan mengikuti hukum alam, baik secara lahiri maupun batini. Kesabaran berarti pasrah kepada sesuatu yang sedikit padahal sangat kita sukai, dan pasrah pada keadaan yang berada di luar kontrol kita. Kesulitan adalah bagian dari jalan yang mendaki menuju surga, untuk semakin mendekatkan kita kepada Allah dengan doa dan sujud yang khusyu' di hadapan-Nya. Wallhu a'lam bish shawwab.
Baca juga yang ini :
- ETIKA HUKUM DI JALAN RAYA
- KETAATN JALAN KEBAIKAN
- HIJRAH BUKAN DIMENSI EKONOMI
- MENGHIJRAHKAN ORIENTASI HIDUP
- REVITALISASI FUNGSI MASJID

19 Januari 2013 - 14:57:37 WIB
cara ma**k surga itu tidak semudah membalikan telapak tangan yah..